Menerjang Badai Mencapai Lautan Ilmu
Edisi : Edukatif
Tahun 2019, saya memantapkan langkah mendaftar sebagai mahasiswa Program Magister di Universitas Islam Negeri Mataram. Semangat dan kemauanku untuk back to campus tidak pernah surut, sejak menuntaskan kuliah sarjana. Hanya terjeda waktu saja, penantian panjang itu, akhirnya usai. Aku dapat melanjutkan pendidikanku setelah memiliki empat orang anak, tiga putri dan satu putra. Perjuangan seorang mahasiswa Pascasarjana dengan kesibukan padat merayap sudah tergambar di depan mata. Harus bijak membagi waktu antara mengajar, belajar dan menjadi ibu rumah tangga.😟
Sebagai mahasiswa baru, saya harus mengikuti Orientasi Akademik Mahasiswa (OAM). Rasanya tuh, kayak kembali seperti SMA. Baju kaos ungu dengan bawahan warna hitam menjadi pakaian seragam saat orientasi. Semangatku menggebu untuk mengikuti rangkaian acara nanti. Siapa sangka, sehari sebelum OAM, ALLAH tiba-tiba menyapaku dengan ujian-Nya yang begitu dahsyat (akan kuceritakan secara khusus dalam sebuah novel tentang rentetan ujian Allah yang kami terima kala itu). sorry if I made you curious. 😙🙏
Surprise yang sungguh membuatku sempat ragu untuk melanjutkan langkahku. Mampukah aku mengikuti OAM dengan beban pikiran dan hati yang berkecamuk dalam ketidaktenangan? Aku tidak dapat mengungkapkannya hanya sekadar kata, tetapi aku sangat merasakannya. Aku merasakan pukulan hebat dari orang yang telah saya dan suami saya didik. Mereka telah kami asuh dan besarkan hingga menyekolahkan mereka secara gratis. Kami menjadikan mereka sebagai orang yang berharga seharusnya. Nyatanya, mereka berkhianat, menyakiti. Wow. Pokoknya luar biasa. Sebuah drama yang luar biasa. Cukuplah Allah yang tahu tentang drama yang mereka buat.
Terlepas dari sandiwara yang dimainkan oleh para aktor hebat itu, dengan support dari suami yang sangat luar biasa, membisikkan kalimat penyemangat untuk meneguhkan hatiku untuk terus melaju tanpa berhenti walau sedetik. Akhirnya, tepatnya hari Rabu, aku berbaur bersama calon mahasiswa Pasca lainnya mengikuti OAM. Rangkaian acaranya seru, dihadiri oleh Rektor, Direktur, Dekan, Kaprodi dan beberapa dosen. Di balik kekalutan yang kurasa, Allah ternyata mengembalikan senyumku dengan menobatkanku menjadi peserta terbaik OAM Prodi KPI. Masya Allah, Tabarakallah. Kebayang nggak sih? Tak ada yang mampu menebak kegelisahan dan dukaku saat itu. Di balik wajah ceria, hatiku terluka dan gelisah. Di balik bicaraku yang lancar saat bertanya kepada sang Direktur di acara OAM, ada perasaan yang berkecamuk dan pikiran yang kalut. Di balik prestasi yang kuraih, ada doa dan ridha suamiku yang menitipkan aku kepada Rabbnya. Akhirnya, aku pulang membawa sertifikat peserta terbaik OAM Pascasarjana angkatan 2019/2020.
Sebelum sempat mengenyam hari pertama kuliah, ujian Allah yang lebih dahsyat dari sebelumnya kembali menyapa. Aktornya masih sama. Mereka lagi. Bahkan, perbuatan mereka sungguh sulit dimaafkan sampai kapanpun bahkan hingga dunia ini berakhir. Aku hanya berkata :
"Allah yang menguasai hatiku dan hati suamiku. Jika Allah menghendaki hati kami untuk memaafkan mereka, OK kami ikhlas memaafkan. Namun jika yang terjadi sebaliknya, kami serahkan sepenuhnya kepada Allah. Entah Allah akan melakukan apa dan kepada siapa, itu bukan urusan kita sebagai manusia. Yang punya kuasa untuk menghukum adalah Allah, karena bukan lagi ranah kami. Kami hanya berdoa minta keadilan Allah." Titik.
Segala hinaan, cacian, fitnahan dan kezhaliman yang kami terima dari ujian yang Allah turunkan, tidak membuatku bermental kerupuk dan hancur seperti garam saat terkena air. Malah sebaliknya. aku bangkit dari semua duka. Aku menghapus air mata yang lelah tertumpah dan berkata :
"lihatlah wahai para aktor hebat! Aku tidak akan melawan kejahatanmu. Aku tidak akan membalas kejahatanmu dengan kejahatan pula. Akan tetapi akan kutunjukkan dengan prestasi sehingga wajah kalian akan tertunduk tanpa mampu mendongak maupun berucap usil lagi. Kami mampu dengan ilmu Allah dan bergerak dengan kekuatan Allah. "
Sungguh Allah setia menemani langkah perjuanganku menempuh pendidikan S2 yang selama ini aku nantikan. Allah menguji lahir bathinku sebagai seorang Magister. Aku juga sering berkata pada diriku, dalam hatiku :
"Wahai Allah! apapun ujian-Mu, aku harus lulus. Aku sangat memahami semua ujian-Mu. Aku sangat memahami Cinta-Mu. Aku juga sangat memahami semua rencana-MU karena di balik ujian yang Engkau berikan, sesungguhnya Engkau telah merencanakan hal terindah untuk kami."
Dengan tekad yang sangat kuat, semangat tinggi yang seakan mampu menembus langit ke tujuh, cinta yang hebat dari suamiku, doa dan ridha orang tuaku, akhirnya aku mampu menyelesaikan S2 dalam tiga semester saja. Aku masuk tahun 2019 dan lulus tahun 2021 dengan peringkat CUMLAUDE. Terima kasih atas Cinta-Mu wahai Allah. Aku sangat mensyukuri ujian-MU. Terima kasih kepada suamiku yang kesabaran dan keikhlasanmu menerima cinta-Nya. Allah membuat cintaku semakin kuat padamu. Hal besar dengan hikmah berlimpah dan berkah tanpa batas, telah Allah persiapkan untuk kita. Amin 💖💖💖🙏
Author's Note :
Ikuti dan nikmati semua kehendak ilahi
jangan mengeluh apalagi kecewa
Allah tidak menciptakan dan memutuskan sesuatu tanpa ada sesuatu
dibalik ujian-Nya, Allah menyediakan hikmah
dibalik duka, Allah menyiapkan bahagia
dibalik kesedihan, Allah menyiapkan sesuatu yang membuat kita tersenyum
tanamkan rasa malu untuk mengeluh atas keputusan dan taqdir Allah
karena ...
berapa banyak bahagia yang kamu lalui sebelum Allah mengujimu dengan kesedihan
berapa lama kamu menikmati masa sehatmu sebelum Allah mengujimu dengan sakit
berapa lama engkau menikmati hari-hari yang menenangkan sebelum Allah menguji hatimu dengan perasaan terluka
jika kita memahami misteri Cinta Ilahi, maka sungguh
tiada hari yang dilalui tanpa syukur
tiada hari yang dilalui tanpa sabar
tiada hari yang dilalui tanpa bahagia dan menikmati setiap alur cerita yang Allah putuskan untuk kita.
saat keadilan manusia tidak kau dapat, maka tunggu saja dan lihatlah keadilan Allah amat sangat luar biasa.
Bersabarlah dan yakinlah
engkau akan melihat kuasa Allah
So, Tetaplah tersenyum dan selalu berada di jalan-Nya.
"in struggle,
Don't just think, what do you get. However,
think! what can you give."
Cerita nyata yang sangat insfiratif. semoga kita bisa meneladaninya dalam kehausan ilmu, kekuatan dalam menghadapi masalah dan semangat yang tak pernah berhenti...Terima Kasih ♥️
ReplyDeleteAlhamdulillah, terimakasih. semoga kita semakin bersemangat untuk belajar dan terus belajar.
Delete